TRIPLE "A" PLUS

TRIPLE "A" PLUS

Kamis, 01 Juli 2010

Makna Sebuah Nyawa

Beberapa bulan lalu, penulis menjenguk teman yang sedang dirawat di rumah sakit. Secara kebetulan, di kamar sebelah ada beberapa orang menangis mengelilingi ranjang pasien laki-laki berusia 60 tahunan. Pasalnya, pasien yang telah seminggu menginap di ruangan mewah itu menghembuskan nafas terakhirnya. Kabarnya, beberapa saat yang lalu keluarganya telah meminta secara paksa kepada tim dokter ahli setempat agar menyelamatkan nyawanya dan bersedia mengeluarkan berapa pun biaya yang dibutuhkan.


Rupanya, dokter sudah mengerahkan segala kemampuannya dan ternyata usahanya tidak berhasil. Sementara di sudut kamar, seorang ibu berusia 40 tahun dari keluarganya bergumam seraya tangannya menyeka air matanya, “Andai saja nyawa bisa kami beli, pasti kami akan membayarnya tiga kali lipat agar ayah bisa menikmati hidup lebih panjang”. Kenyataannya Tuhan berkehendak lain.

Menurut dugaan penulis, mereka berasal dari keluarga berada. Sebab, pakaian maupun perhiasan yang dipakainya kelihatannya bagus dan tentu sangat mahal harganya. Lebih dari itu, seandainya yang diatas bisa diajak kompromi, mereka berani membeli nyawa orang yang dicintainya. Akan tetapi, kita semua tahu bahwa Allah swt adalah pemegang hak tunggal dan pemilik nyawa makhluk apapun. Dia tidak membutuhkan sepeser uang dan kekayaan mereka.

Begitu berhargakah nyawa seseorang? Kiranya mayoritas orang akan menjawab ya dan sebagian akan mengatakan belum tentu. Seorang ibu yang tengah berjuang melahirkan anaknya dengan taruhan nyawanya berusaha agar anaknya selamat, meski kadang keselamatan dirinya dinomorduakan. Seorang ayah merelakan tenaga dan nyawanya untuk bekerja mencari nafkah agar anaknya tidak mati kelaparan. Disinilah kita bisa melihat pentingnya selembar nyawa.

Disisi lain kita tidak bisa menutup mata, ada penguasa dzalim yang tega mengorbankan nyawa orang lain demi ambisi jabatan yang diimpikannya. Misalnya mereka menciptakan skenario kerusuhan yang melenyapkan puluhan nyawa orang. Disinilah nyawa orang lain tidak berharga bagi makhluk-makhluk yang rakus kekuasaan.

Sejujurnya, nyawa merupakan satu anugerah yang dikaruniakan kepada semua orang. Allah swt, memberikannya secara adil, baik kepada orang miskin maupun orang kaya serta muslim ataupun non muslim. Manusia hanya diberi satu nyawa. Kita bisa melihat, berapa dalam sehari Dia menyabut nyawa dan memberikan nyawa kepada menusia? Tragedi bencana alam dan puluhan bayi lahir serta kejadian lainnya yang berhubungan dengan nyawa manusia adalah bukti bahwa Allah sangatlah berkuasa terhadap nyawa manusia. Makna kehadiran nyawa berarti kesempatan manusia untuk hidup di dunia. Melihat begitu pentignya nyawa, manusia dianjurkan sebaik mungkin untuk menjaga dan memanfaatkannya.

Cara menjaga dan memanfaatkan nyawa adalah senantiasa mengingat datangnya kematian. Kita harus sadar dan paham bahwa peristiwa kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti manusia. Dengan mengingat kematian, berarti kita selalu mempersiapkan diri dengan selalu berbuat baik sepanjang hari sebagai bekal menuju alam yang lebih abadi, yakni akhirat. Sebab, disinilah kita akan dimintai pertanggung jawaban, termasuk dalam penggunaan nyawa selama berada di tempat fana ini.

Mengingat kita tidak tahu kapan pemilik nyawa akan mengambil nyawa yang bersemayam dalam diri ini, maka sepatutnya kita senantiasa menyiapkan diri sedini mungkin. Selama Allah swt masih memberi kesempatan kita untuk bernafas, usahakan untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Kehilangan nyawa berarti mati dan jatah kita untuk menikmati kesenangan dunia beserta isinya sudah tentu berakhir.

Semoga bermanfaat. (khazanahislam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar