TRIPLE "A" PLUS

TRIPLE "A" PLUS

Senin, 28 Oktober 2013

Apa Itu Energi Positif?

Setiap orang pada dasarnya bisa berubah. Jangankan manusia, bendapun bisa. Peneliti Jepang, Masaru Emoto, telah membuktikan bahwa energi positif tidak hanya mempengaruhi manusia, tetapi juga benda-benda di lingkungan sekitar kita, misalnya air. Banyak pertanyaan selalu muncul, apakah energi positif itu? Apakah berupa benda, tindakan, atau rasa? Mari perlahan kita memahami lebih dahulu tentang energi sebagaimana Richard W James dalam bukunya Personal Leadership menyebutkan : “Energi adalah kekuatan yang tidak terlihat, yang mampu membantu kita melakukan perubahan, berkembang dan memenuhi keinginan dalam hidup. “Sejumlah contoh ia sebut sebagai pada katanya energi, antara lain : spirit, cinta, Tuhan, momentum, aliran kehidupan dan seterusnya. Setiap hari, jam, menit bahkan detik, energi itu akan cepat mempengaruhi diri kita. Ambil contoh, salah satu energi yang tak terlihat, yakni energi cinta. Ketika seseorang mencintai seseorang lain, maka seolah-olah ia memiliki energi yang luar biasa. Melakukan apa saja, ia rasanya mau dan mampu. Sebaliknya, orang bisa loyo, lemah, malas mengerjakan apapun juga ketika diputus cinta. Contoh yang lebih sederhana adalah energi adanya Tuhan. Banyak orang terkena musibah, bencana yang meluluhlantakkan harta dan nyawa, namun tidak larut dalam kesedihan yang dalam dan penderitaan yang panjang. Itu karena mereka merasa masih punya Tuhan. Ini suatu kekuatan dan energi yang tidak tampak, namun nyata menjadi energi positif. Demikian juga sebaliknya. Begitu pimpinan di kantor marah, anak dimarahi orang tua, atau guru dimarahi kepala sekolah secara berlebihan, maka pihak yang dimarahi akan merasa loyo dan malas mengerjakan apa-apa. Betapa satu atau dua kalimat kepala sekolah ternyata menjadi energi negatif bagi diri kita sebagai guru dan membuat semangat dan daya juang kita menjadi turun. Itulah posisi energi. Lantas dimana posisi energi positif? Seorang kawan penulis cerdas Eko Jalu Santoso, dalam Bukunya The Art of Life Revolution menggambarkan hukum kekekalan energi yang disampaikan oleh Isaac Newton. “Bahwa setiap energi di bumi ini tidak pernah hilang dari kehidupan, tetapi hanya sekadar berubah bentuk. Contohnya ; zat cair menguap, kemudian mengembun dan akhirnya turun kembali menjadi hujan. Zat cair ini sesungguhnya tidak pernah berkurang dari kehidupan, hanya berubah bentuk dan akhirnya kembali lagi dalam keseimbangan sebagai zat cair di alam ini”. Dalam kehidupan manusia pada umumnya, hukum kekekalan energi “Isaac Newton” ini sebenarnya juga berlaku dalam aplikasi kehidupan nyata sehari-hari. Di dalam tubuh kita sudah kita sudah tersimpan sumber energi yang tak terbatas. Setiap energi yang dilepaskan oleh tubuh kita apakah itu energi positif maupun energi negatif, sesungguhnya tidak pernah hilang dari muka bumi ini. Artinya setiap energi yang dipancarkan dari tubuh kita, nilainya tidak akan pernah berubah. Kalau yang kita pancarkan dari tubuh kita adalah energi positif, maka yang akan kembali adalah energi positif yang akan kita terima lagi. Demikian sebaliknya, kalau energi negatif yang kita pancarkan maka yang akan kembali ke kita adalah energi negatif. Sederhananya begini, dalam aplikasi nyata kehidupan kalau Anda menolong orang lain yang sedang memerlukan bantuan pertolongan maka sebenarnya tubuh kita sedang memancarkan energi positif yakni berupa tindakan positif berupa kebaikan. Energi positif kebaikan yang Anda pancarkan dari diri Anda sesungguhnya tidak akan hilang dari muka bumi ini. Energi kebaikan yang anda pancarkan akan selalu ada di alam ini dan akan kembali kepada diri Anda. Bentuknya bisa saja sama, apakah kita ditolong kembali oleh orang lain pada saat memerlukan bantuan, atau bisa juga dalam berubah dalam mendapatkan ketenangan jiwa, keselamatan hidup, kebahagiaan hati, penghargaan dari orang lain dan bahkan pahala dari Tuhan YME. Dan luar biasanya lagi adalah, setiap orang yang senang berbagi energi kebaikan kepada orang lain, ia tidak akan pernah kekurangan sumber energi kebaikan dalam dirinya. Energi Bersifat Kekal Dalam bahasa yang lebih tugas, Tomy Setiawan. Seorang praktisi pemasaran menulis : manusia tidak akan pernah lepas dari serangkaian hukum alam. Ketentuan akan mengikat setiap individu, tak peduli apakah ia setuju atau pun tidak, karena hukum alam merupakan ketetapan dari Sang Pencipta bagi alam dan seisinya. Salah satu hukum alam yang mengikat kita adalah Hukum Kekekalan Energi. Energi itu bersifat kekal. Menurut Einstein, energi tidak bisa dimusnahkan, ia hanya berubah bentuk. Lantas apa sajakah bentuk energi yang relevan dengan kehidupan manusia? Jawabnya adalah SEGALANYA! Energi di sini meliputi semua perbuatan yang kita lakukan, langkah kaki kita, ayunan tangan kita, kata-kata yang kita ucapkan senyum yang kita bagi, bahkan niat yang terlintas dalam pikiran kita. Sejalan dengan konsep hukum karma, Newton dalam Hukum Newton ke-2 menyatakan bahwa Aksi = Reaksi. Apapun aksi (energi) yang kita lepaskan, akan selalu memberikan reaksi (energi balasan) yang setimpal. Artinya, semua perbuatan yang pernah kita lakukan, selalu memberikan dampak pada diri kita sendiri, bahkan pada anak cucu kita. Nah, bila kita menginginkan energi (dampak) yang baik dalam kehidupan kita dan anak cucu kita kelas, pertanyaannya adalah, “Energi (perbuatan) seperti apakah yang selayaknya kita lakukan?” Untuk menjawabnya, kita perlu menghubungkan ke-2 hukum alam tadi dengan sebuah hukum alam lainnya, yaitu Hukum Keseimbangan. Hukum Keseimbangan menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini selalu berpasangan. Bila kita mengenal energi positif, tentunya sebagai penyeimbang Tuhan juga menciptakan energi negatif. Keduanya memang akan menciptakan sebuah keseimbangan. Hukum Keseimbangan ini selalu bersinergi secara harmonis dengan hukum alam lainnya, termasuk Hukum Kekekalan Energi dan Hukum Aksi-Reaksi di atas. Energi positif selalu berkumpul dengan energi positif. Karena itu, umpan balik berupa energi positif HANYA akan diperoleh bila kita juga selalu menebar energi positif. Artinya, jangan pernah kita mengharapkan keberuntungan, rejeki berlimpah, peningkatan order, peningkatan penjualan, dan sebagainya, bila yang selalu kita kerjakan hanyalah kecurangan, penipuan, kesombongan, kemaksiatan dan sejenisnya. Semua agama selalu menganjurkan untuk menebar energi positif. Mulai dari ringan tangan (beramal), rajin bekerja, berprasangka baik, membagi kasih, sampai yang paling sederhana, membagi senyum. Sebaliknya, energi negatif sesungguhnya merupakan larangan agama. Mulai dari yang ekstrim seperti mencuri dan menipu, sampai hal-hal yang nampak remeh seperti sombong, membanggakan diri, merendahkan orang lain. Lantas, bagaimana bila dimasa lampau kita banyak terpeleset menebar energi negatif? Ada satu fasilitas dari hukum alam yang telah disediakan oleh Tuhan. Energi positif, mempunyai kekuatan berkali lipat lebih kuat dibanding dengan energi negatif. Seperti kerja gravitasi semesta, apa jadinya bila matahari (pusat tatasurya) ukurannya jauh lebih kecil dari bumi (yang mengitarinya)? Energi positif akan menghapus “jejak” energi negatif yang pernah Anda keluarkan, merubahnya menjadi energi positif pula. Tahukah kita bahwa setiap permasalahan yang kita hadapi akan dibenturkan pada dua kekuatan? Yaitu energi positif dan energi negatif. Allah SWT berfirman; “Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu fujur dan taqwa,” (QS. 91:7-8). Fujur memiliki energi dan taqwa memiliki energi positif. Berarti pula orang yang selalu berbuat menyimpang dipenuhi oleh energi negatif sedangkan orang yang beriman taat dan rajin beribadah penuh dengan aura energi positif. Energi Prima Setiap orang, dituntut menjadi pribadi prima. Namun pribadi prima tidak mungkin dapat dicapai kalau sikap hidupnya, kepribadiannya dan cara berpikirnya tidak dalam frame positif. Karena dalam frame positif itulah energi positif akan menjadi “Darah dagingnya”. Sebagaimana hukum kekekalan energi yang disampaikan Isaac Newton aksi akan mendapatkan reaksi maka energi positif yang dimiliki seorang guru akan mendapatkan reaksi (respon) positif dari murid-muridnya. Sebaliknya, energi negatif yang akan dibawa seorang guru akan mendapatkan reaksi dari muridnya dalam bentuk energi negatif juga. Walaupun tarik-menarik, hukum energi positif dan negatif selalu “berperang” dalam kehidupan keseharian dan proses pengajaran para guru. Dan itu alamiah dalam kehidupan. Posisi diri yang tidak tepat melihat suatu kejadian sering menjadikan diri kita ragu-ragu MENEGAKKAN sebuah sikap yang konsisten dan istiqomah dalam posisi positif. Di samping banyak contoh lain sesuatu profesi yang beragam, saya mencoba menulis sebuah kisah yang dialami seorang guru. Suatu hari seorang guru SMA mengeluh dan datang berkonsultasi. Ia tidak paham dan sulit memahami perilaku seorang muridnya yang bandel, tidak peka terhadap kawan, dan bahkan ribuan kalimat dan nasehat rasanya hanya masuk telinga kanaknya lalu keluar telinga kirinya. “Kata bapak, kata-kata yang indah, lembut dan positif akan menjadikan anak lembut dan baik. Kenapa itu tidak berlaku bagi si badung ini? Dengan kata-kata kasar saja susah diatur apalagi dengan kata-kata lembut,” keluh guru ini. “Sudah berapa lama bapak berlaku lembut padanya,” tanya saya. “Hampir setahun pak, dia tidak berubah,” “Baru setahun saja, Pak, bukan sudah setahun……….Masak tidak ada perubahan sama sekali?” saya tanya lagi. “Ada sih, tapi tidak banyak. Dulu, kalau diajak bicara, dia agak cuek. Sekarang, dia sudah mulai mau mendengar meskipun belum mau melaksanakan.” “Selama setahun, berapa persen Bapak berkata lembut dan positif serta berapa persen berkata kasar dan negatif?” “Wah sulit pak diukur. Ya fifty-fifty lah, Pak.” “Nah, ini masalahnya. Sudah menabur keindahan lewat kalimat indah dan positif, lalu bapak ‘kubur’ sendiri dengan kalimat kasar dan negatif. Padahal, hampir pasti, anak sisik Bapak itu sejak kecil pendengaran hanya menerima pendidikan orang tuannya dengan kata-kata kasar. Bentakan, hardikan, olok-olokan dan pilihan kalimat lainnya yang buruk dari orang tuanya.” “Lantas, Pak?” “Anak didik seperti ini harus mendapat perlakuan khusus. Anak harus sering diajak bicara berdua. Guru jangan terlalu banyak mempermalukan ia di depan banyak kawannya. Kalimat indah dan positif harus dominan dibanding kalimat kasar dan negatif. Untung kalau Bapak sudah bisa jadi manusia super sabar, maka tidak ada lagi kata bentakan. Karena anak didik bapak ini sudah pasti di otaknya, dihatinya, telah tertanam energi negatif yang menyebar akibat kata-kata kasar orang tua dan lingkungannya sejak kecil.” (kutipan dari catatan facebook : Yusron Aminulloh). Makna sederhana dari kisah guru ini adalah ; Pertama: Guru dituntut konsisten dalam menebarkan energi positif. Kombinasi energi positif dan energi negatif terbukti tidak menghasilkan sesuatu yang positif. Keindahan kalimat dan energi positif “terkubur” oleh kalimat kasar dan negatif. Kedua: Sekadar kalimat kasar, sudah pasti diikuti oleh sikap, rasa dan pikiran yang kasar. Dan itulah kekuatan aura energi negatif. Sebaliknya, kalimat indah akan diikuti sikap yang santun, energi yang berlimpah dalam kebaikan. Nah, itulah kekuatan energi positif. Ketiga: Pemahaman ini bukan saja pada perilaku harian seorang guru, namun juga menyangkut sikap hidup. Kalau seorang guru tidak punya visi ke depan tentang hakekat hidup sebagai seorang guru maka, dia akan memiliki energi yang cenderung negatif. Sebaliknya, seorang guru yang visi dan konsep hidupnya sangat jelas, memiliki energi positif yang berlimpah ruah dan terus akan terjaga.

Solusi Dari Bawah Sadar

Ketika menghadapi kemelut kehidupan, sering kali kita tak berdaya, semua jalan terasa buntu, dan akhirnya putus asa. Padahal kita tidak perlu menjadi korban. Percaya atau tidak, sebenarnya kita dapat menciptakan sendiri semua yang kita inginkan. Bagaimana caranya? Dalam setiap babak kehidupan, manusia selalu mengalami satu atau lebih peristiwa yang dapat , menggoncang dan mengubah kehidupannya. Kebutuhan hidup yang begitu besar yang tak seimbang dengan pendapatan, kehilangan pekerjaan, konflik rumah tangga, perceraian, kematian pasangan hidup atau salah satu anggota keluarga yang dicintai, sakit parah berkepanjangan, kecelakaan yang menyebabkan cacat seumur hidup, dan berbagai krisis kehidupan lainnya, semua itu bisa membuat depresi bahkan mengguncang keimanan kita. Jelas kita tidak merasa bahagia. Padahal menurut para pakar bawah sadar, bahagia adalah fitrah manusia. Jika kemudian manusia merasa bahagia, itu karena manusia sudah keluar dari fitrahnya. Fitrah manusia yang sempurna sering dikacaukan dengan pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya. Bahagia menurutnya adalah menerima apa yang sudah kita miliki. Ketika kita menolak yang terjadi pada diri kita, saat itulah ketidakbahagiaan akan muncul. Lalu, haruskah kita pasrah pada nasib ketika hidup dirundung malang? Jawabannya: tidak! Sambil menerima yang sudah terjadi dengan ikhlas, kita tetap perlu ikhtiar, bersikap reaktif, juga antisipatif terhadap perubahan itu. Kita harus menjadi subyek dari perubahan tersebut dan memiliki kendali penuh atas apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita sebenarnya bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Lalu, Bagaimana caranya? Kita bisa menggabungkan teknik relaksasi, visualisasi, dan afirmasi dalam sebuah proses yang bertujuan menanamkan suatu realitas yang kita inginkan ke dalam pikiran atau alam bawah sadar. Dengan kata lain, kita bisa mempengaruhi alam bawah sadar untuk mewujudkan realitas baru yang kita inginkan tersebut. Misalnya, ketika kita ditimpa penyakit berat atau kehilangan pekerjaan, kita bisa menanamkan harapan baru sekaligus mewujudkannya, bahwa kita pasti sehat atau kita pasti mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik. Proses inilah yang disebut dengan pemrograman kembali alam bawah sadar. Mengapa Menggunakan Alam Bawah Sadar? Alam bawah sadar tidak pernah bisa membedakan antara imajinasi dengan kenyataan. Alam bawah sadar tidak pernah memiliki mekanisme untuk mengetahui hal-hal yang nyata ataupun tidak nyata. Kita bisa melihat contohnya dalam kasus berikut ini. Pada tahun 1962, Majalah Kedokteran Kyushi keluaran Jepang melaporkan bagaimana system kekebalan anak-anak Jepang bereaksi terhadap Sesuatu yang mereka anggap nyata. Anak-anak itu setelah ditutup matanya di beritahu bahwa tanaman yang tengah digosok-gosokan ke lengan mereka adalah tanaman beracun, setelah itu , mereka mengeluarkan reaksi-reaksi alergi yang keras pada lengan mereka, seperti pembengkakan, kulit menjadi kemerah-merahan dan gatal-gatal. Namun ketika di beritahu bahwa yang digosokkan di tangan mereka adalah zat yang tidak berbahaya, reaksi-reaksi tersebut tidak muncul. Nah. Di situlah alam bawah sadar bekerja. ketika alam bawah sadar merekam bahwa tanaman itu beracun, maka reaksi yang dikeluarkan pun seperti reaksi yang di keluarkan jika tanaman tersebut beracun, maka reaksi yang di keluarkan pun seperti yang di keluarkan jika tanaman tersebut beracun, walaupun sebenarnya tidak demikian. Karena itu, kita bisa memanfaatkan cara kerja alam bawah sadar untuk sesuatu yang menguntungkan. Kita bisa menanamkan program apapun ke alam bawah sadar untuk mewujudkan segala sesuatu yang kita inginkan. Pikiran tidak hanya terkait dengan pembagian otak secara fungsional yang terdiri dari otak kiri dan otak kanan, tetapi juga pembagian berdasarkan aspek kesadarannya. Umumnya manusia hanya memanfaatkan pikiran sadarnya yang memiliki kekuatan hanya 12% dari keseluruhan kekuatan pikirannya. Pikiran sadar inilah yang biasa kita maksud ketika menyebut seseorang sedang menggunakan ‘ otaknya’. Sedangkan yang 88% lainnya merupakan kekuatan bawah sadar yang secara umum hanya muncul dalam bentuk perasaannya. Bayangkan, jika dengan 12 persen dari keseluruhan otak manusia saja banyak yang bisa dilakukan, bagaimana kalau kemampuan otak yang 88% itu bisa kita manfaatkan? Hasilnya tentu luar biasa. Kekuatan alam bawah sadar begitu besar, dan dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tiga sampai tujuh kali lebih cepat. Kondisi Alpha = Pintu Alam Bawah Sadar Lalu, bagaimana caranya mengeksplorasi kekuatan alam bawah sadar tersebut? Sebagai langkah awal, perlu dipahami kondisi otak manusia menurut gelombangnya. Ada empat kategori gelombang otak, yaitu beta, alpha, theta, dan delta. Kondisi Beta ( 14-100 Hz ) adalah kondisi saat kita sepenuhnya sadar. Saat ini otak didominasi oleh logika. Saat seseorang berada di gelombang ini, otak kiri sedang aktif berfikir, konsentrasi, dan sebagainya, sehingga gelombang otaknya meninggi. Kondisi yang paling penting untuk menembus pikiran bawah sadar adalah alpha ( 8-13, 9 Hz ) dalam kondisi alpha kita bisa membuka pintu gerbang menuju 88% kekuatan alam bawah sadar. Kondisi alpha adalah kondisi yang sangat rileks atau sama persis dengan kita berkhayal dan melamun. Kondisi theta ( 4-7, 9 Hz ) adalah kondisi kita saat bermimpi. Pada saat ini, pikiran pun menjadi kreatif dan inspiratif. Dalam keadaan theta, pikiran menjadi sangat jernih, sangat khusuk, terjadi relaksasi yang dalam, dan saat ini indra keenam atau intuisi muncul. Yang membedakan kondisi alpha dengan theta adalah kesadaran kita. Pada kondisi alpha, kita masih merasakan anggota tubuh kita, sedangkan pada kondisi theta semua itu sudah tidak terasa lagi. Sedangkan kondisi delta ( 0, 1-3, 9 Hz ) adalah kondisi pada saat manusia sedang tertidur pulas tanpa mimpi. Kondisi Delta di perlukan oleh tubuh, karena dalam kondisi itu tubuh aktif mengganti sel-sel yang rusak dan melakukan peremajaan terhadap sel-sel tubuh.Lalu bagaimana caranya kita masuk ke gelombang alpha? Cara yang mudah adalah membalikkan mata kita ke atas dan memejamkan mata, lalu pikiran pun membawa kita ke dalam kondisi alpha, melarutkan kita dalam suasana yang nyaman dan penuh kedamaian. Kondisi alpha juga dapat dibangun melalui meditasi. Meditasi yang sempurna adalah kedua telapak tangan dibuka, pada saat itulah energi alam akan menyatu dan berputar dalam keseluruhan tubuh. Di tunjang musik indah dan syahdu, suasana akan tercapai. TerapiMusik.Com menawarkan cara mudah untuk masuk ke kondisi alpha, yaitu dengan menggunakan CD Brainwave Entrainment (Terapi Gelombang Otak ) berisi suara-suara alam seperti air mengalir, gelombang samudra yang naik turun, atau kicau burung, semua itu telah diracik menggunakan teknologi audio yang khusus didesain untuk menghasilkan kondisi-kondisi otak dan kesadaran tertentu. Mendengarkan CD ini secara teratur bisa melatih otak untuk bekerja sama antara satu sisi dengan sisi lainnya, sehingga bisa memasuki kondisi alpha secara cepat. Menggambarkan bayangan mental dengan visualisasi Dalam prakteknya, visualisasi sebenarnya adalah proses menciptakan ide, bayangan mental, atau gambaran di lubuk hati kita yang paling dalam. Ini merupakan cara untuk bergerak memasuki tingkat kesadaran yang lain dan menanamkan gambaran yang kita inginkan. Misalnya, ketika kita sakit, kita membayangkan diri kita yang sehat dan bisa melakukan banyak aktifitas. Pada pelaksanaannya, visualisasi harus didahului dengan relaksasi, karena hanya dengan cara inilah kita dapat menyentuh energi bawah sadar dengan kuat. Ketika kita berada dalam kondisi yang relaks dan hening secara mental, itulah saatnya kita menggunakan imajinasi untuk memvisualisasikan sesuatu yang kita inginkan. Semakin kuat keinginan kita, semakin focus energi yang kita arahkan ke bayangan mental, sehingga potensi untuk mewujudkan bayangan ke dalam realitas fisik akan lebih kuat. Afirmasi atau self-talk Afirmasi di lakukan dengan mengucapkan suatu hal dengan penuh keyakinan terhadap diri sendiri ( self-talk ) untuk mencapai tujuan tertentu, kemudian merasakan dan mewujudkannya. Dalam pemrograman alam bawah sadar, ada beberapa kaidah yang mesti dipatuhi dalam melakukan afirmasi, yaitu menggunakan kalimat yang pendek dan jelas maksudnya. Kemudian diucapkan dengan bahasa yang positif, misalnya, ”saya berani, ”selanjutnya, dirumuskan dalam masa sekarang dan meyakini bahwa apa yang Anda kehendaki itu pasti terlaksana. Dan yang terpenting, kalimat Anda itu di ulang-ulang, untuk member waktu agar pernyataan Anda tersebut meresap dan terekam kea lam bawah sadar kita. Tambahkan emosi atau perasaan yang menyenangkan Selain relaksasi, visualisasi, dan afirmasi, hal yang tak kalah penting dalam melakukan pemrograman kembali bawah sadar adalah keyakinan.Agar proses pemrograman bawah sadar dapat lebih efektif, diperlukan emosi atau perasaan yang positif atau perasaan yang menyenangkan. Ketika kita inginkan, ciptakan sebuah rasa bahagia seolah-olah apa yang kita inginkan sudah tercapai. Melakukan program alam bawah sadar ini dilakukan terus menerus, sedikitnya tiga kali sehari, masing-masing selama 20 menit sampai realitas yang kita harapkan tersebut terwujud menjadi kenyataan. Sebelum kita mengawali tahapan program ulang (reprogramming) alam bawah sadar, kita perlu menentukan terlebih dulu realitas/target yang kita harapkan secara jelas. Selanjutnya, cari tempat nyaman untuk melakukan proses ini. Pilih tempat yang sunyi yang tidak banyak gangguan. Kita harus berada dalam keadaan yang sangat rileks. Jika perlu, lakukan dulu latihan ringan untuk melepaskan atau merenggangkan otot-otot kita. Setelah itu lakukan visualisasi dan afirmasi.

Membangun Diri dengan Positif Thinking dan Self Talk

Membangundiri dengan selalu berpikir positif dan berbicara pada diri sendiri dengan prasangka penuh optimistis dan positif Bagaimana Anda Berdialog Dengan Diri Anda Akan Menentukan Keberhasilan Anda! Sebetulnya kita banyak melakukan Self talk (dialog dengan diri sendiri) sepanjang hari. Beberapa ahli mengatakan bahwa kita melakukan “dialog diam” atau yang dikatakan sebagai dialog batin ini sebanyak 50.000 kali dalam sehari. Self talk memiliki efek langsung terhadap pikiran dan perilaku kita. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan self talk itu?Self talk adalah dialog internal (atau kadang juga monolog) yang kita lakukan dengan diri kita sendiri ketika dihadapkan pada situasi tertentu dalam merespon suatu kejadian atau peristiwa yang kita visualisasikan dengan panca Indra terutama indra penglihatan dan pendengaran. Apa yang “secara diam-diam” kita katakan kepada diri sendiri mengenai sebuah kejadian akan memberi pengaruh yang luar biasa terhadap diri kita. Selftalk dapat mengubah apa yang kita lihat dan dengar di sekeliling kita, apa yang kita rasakan, dan apa yang kita ingat ketika meninjau kembali pengalaman hidup kita. Pernahkah anda mendengar tentang self fulfilling prophecy (ramalan yang mewujudkan dirinya sendiri)? Self-talk mirip dengan self-fulfilling prophecy—dimana apapun yang paling sering dan paling banyak kita pikirkan, cenderung akan terwujud nyata asalkan ada kekuatan dan keyakinan yang timbul dalam diri kita. Ketika self-talk kita positif – “Segalanya akan berjalan lancar,” “Saya yakin bisa mendapatkan pekerjaan ini”,”saya akan mewujudkan rencana ini dengan mudah”— maka kita sebenarnya sedang mengarahkan diri kita menuju sukses, dan kemungkinan sukses itu ada untuk kita karena sukses adalah pilihan yang ada pada diri kita. Karena kita memerintahkan alam bawah sadar untuk menyediakan segala sumber daya di dalam diri kita untuk sukses dan alam bawah sadar akan merespon reaksi yang positif tersebut dengan sesuatu yang posif pula. Ketika self-talk kita negatif — “Keadaan pasti akan menjadi kacau balau,” “Saya tidak yakin bisa menjadi seorang supervisor yang baik”,wah pekerjaan ini terlalu sulit bagiku”,wah kurasa aku tak sanggup menghadapi sumua” — maka kita sebenarnya sudah menyerah sebelum kita melakukan atau melaksanakan suatu pekerjaan atau kalah sebelum bertanding dan besar kemungkinan kita tidak akan sukses. Karena kita telah memerintahkan alam bawah sadar kita untuk melewatkan segala kesempatan dan kemungkinan untuk berhasil. Self-talk akan mengarahkan pikiran dan perilaku kita. Bila kita berpikir, “Saya yakin bisa mendapatkan pekerjaan ini,” maka kita akan berusaha untuk mendapatkannya. Selama proses interview, kita akan menunjukkan keyakinan diri dan kemampuan kita, dan karena itu kemungkinan bagi kita untuk diterima juga lebih besar. Dan yang paling penting adalah keyakinan yang tertanam pada dirikita akan memerintahkan atau mewujudkan apa yang telah kita yakini tersebut Namun bila kita mengatakan pada diri kita sendiri, “Lamaran saya pasti akan ditolak,” maka besar kemungkinan kita tidak akan berusaha untuk menunjukkan keyakinan dan kemampuan diri kita, dan karena itu, lamaran kita pun ditolak. Karena alam bawah sadar kita akan memberikan hal yang negative berdasarkan kekuatan atau apa yang kita pikirkan. Maka, sangatlah penting untuk “menulis kembali naskah” self-talk kita yang negative dan berusahalah menjadi positif. Seperti menghapus “rekaman” mental yang biasanya kita putar ketika menghadapi tekanan tau kesulitan, dan menggantikannya dengan “rekaman” yang baru. “Ada anggapan dalam dunia psikologi yang mengatakan bahwa alam bawah sadar memiliki wilayah dalam dirikita sebesar 2/3 bagian sisanya adalah alam sadar kita yaitu sekitar 1/3 bagian dari diri kita oleh karena itu alam bawah sadar dapat kita manfaatkan dan dapat membantu mewujudkan apa yang kita pikirkan dan sesuai dengan apa yang kita rencanakan” Adapula yang beranggapan “Logika mempengaruhi 12% dari kesuksesan yang kita raih sedangkan 82% yang sangat mempengaruhi adalah keyakinan, dari 88 % ini terbagi lagi menjadi 2,44% keyakinan yang + dan 44% keyakinan yang negative, tugas kita adalah untukmewujudkan yang 44% keyakinan yang bermuatan negative menjadi 88% keyakinan bermuatan positif” Ada beberapa pola berpikir yang sering kita miliki, khususnya pola yang negatif, yang seharusnya ini tidak perlu menjadikan suatu kegagalan dalam hidup kita yaitu: 1. Pola Pikir Hitam Putih (Kalau kita tidak sukses sempurna, berarti kita adalah pecundang sempurna!) Saya berasal dari kota kecil, dan semua orang disini dari kota yang lebih besar. Bagaimana mungkin saya bisa bersaing dengan mereka. Oke, sekarang giliran saya. Saya harus menunjukkan kepada mereka betapa hebatnya saya. 2. Pola Pikir Katastrophik (Membesar-besarkan signifikansi sebuah kejadian!) Ini moment yang paling memalukan sepanjang hidup saya!. Tidak pernah ada orang yang menghina saya sedemikian rupa seperti yang baru saja dia lakukan! 3. Pola Pikir Pesimistik (Hanya melihat dari sisi negatif dan membayangkan yang terburuk!) Saya tidak pernah punya teman baik sebelum ini. Apa yang membuat saya mengira saya bisa mendapatkannya sekarang?. Saya sudah tahu saya tidak bisa! Buang waktu saja! 4. Self-fulfilling Prophecy Begitu mulai makan es krim, saya tidak bisa berhenti!. Saya tidak bisa melakukan aktifitas saya tanpa di dahului dengan secangkir kopi di pagi hari. 5. Pernyataan “Harus” (Dikendalikan dengan seperangkat peraturan yang kaku!) terlalu optimis Saya seharusnya lebih banyak berlatih. Kini kesempatannya sudah hilang.Saya tidak boleh makan setelah jam 6.00 sore, atau seluruh kalori yang saya makan akan menjadi lemak. 6. Pola Pikir “Ini bukan salah saya” ( bersembunyi dari kesalahan dengan Mengalihkan tanggung jawab atas tindakan kita) Kalau bukan karena dia, saya pasti dipilih untuk posisi itu.Kalau saja saya punya lebih banyak waktu, saya pasti akan berhasl. 7. Menerka Pikiran Orang (Mengasumsikan orang berpikir yang buruk terhadap kita!) Tidak ada orang yang akan tertarik dengan pembicaraan saya. Lihat.. mereka semua merendahkan saya. 8. Discounting (tidak bisa menerima fedback positif!) mempertahankan diri dari kritikan orang Mau kasih saya nasehat? Dia pikir dia siapa? Hah?.Saya tahu, dia hanya pura-pura memberi masukan. Tapi tujuan sebenarnya adalah mempermalukan saya di meeting tadi. 9. Pola Pikir Perbandingan (selalu membandingkan diri dengan orang lain) Apapun yang saya lakukan, dia selalu selangkah lebih maju dibanding saya!. Ya, kamu bisa karena kamu memiliki sumber daya yang lebih besar. Cara untuk memiliki self talk yang positif dan menghilangkan self talk yang negatif sebetulnya sederhana: Pertama, sadarilah cara kita berkomunikasi dengan diri sendiri. Bila kemudian kita menyadari bahwa kita sedang melakukan self talk yang negatif, maka hentikanlah saat itu juga. Segera katakan pada diri sendiri, “STOP!!” jangan dilanjutkan atau alihkan ke hal-hal yang berbau Optimistis positif. Kedua berusahalah untuk mengganti self talk negatif dengan yang positif. Awalnya, ini mungkin akan membuat kita merasa sedikit canggung dan aneh atau kita mengalami kegagalan dengan kondisi ini atau pikiran negative selalu susah untuk di kalahkan, biarlah hal ini terjadi dan ikutilah arus,tapi sambil perlahan demi perlahan lawanlah pikiran negative tersebut dan secara perlahan masukkan pikiran positifg tersebut dalam self talk anda. Karena sebetulnya kita tidak mungkin memilih kata apa yang akan kita ucapkan, bahkan kepada diri sendiri, karena kata-kata itu keluar begitu saja. Ia adalah kata yang biasa kita ucapkan. Tapi jangan khawatir. Bila kita terus berlatih, maka cepat atau lambat kebiasaan yang baru akan menggantikan kebiasaan yang lama. Ketiga, Sadarilah Semua kebiasaan bisa dipelajari. Awalnya, kebiasaan itu kita bentuk, dan kemudian ia membentuk kita dan hidup kita. Tapi point yang paling utama adalah bahwa semua kebiasaan yang kini kita miliki awalnya dibentuk oleh kita sendiri. Dan kitalah yang paling berkuasa untuk merubah kebiasaan kebiasaan tersebut. Cobalah secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan yang berpengaruh negative dan secara perlahan ganti dengan kegiatan yang berpengaruh positif,tapi Ingat kesampingkan dahulu LOGIKA anda dalam proses perubahan ini dan keyakinan bahwa anda bias harus benar-benar ditanamkan!!!Karena itu, kita bisa mengubahnya. Pilihan untuk berubah atau tidak ada di tangan kita. Dan pilihan itulah yang akan menentukan perjalanan kita menuju sukses dalam setiap aspek kehidupan kita. Dan Masihkah anda mengingat rumus yang diberikan a’a Gimnastiar,melalui program 3M nya?,yak Mulai dari sekarang, Mulai dari hal-hal yang terkecil dan Mulai dari diri sendiri, Warnai hidup anda dengan hal-hal yang berbau positif dan segeralah ubah kebiasaan negative menjadi kebiasaan positif dan Ingat berbuatlah dan selalu berpikir positif dalam diri kita,hubungan dengan sesame mahluk Hidup,hubungan dalam sesame manusia dan hubngan dengan sang PENCIPTA ALLAH SWT